Gesek Tunai Kartu Kredit di Bali dan Seputar Risikonya
Salam Sobat Canggih!
Anda mungkin sering mendengar tentang praktik gesek tunai kartu kredit di Bali. Beberapa orang menganggap praktik ini praktis dan efektif untuk mendapatkan uang secara cepat. Namun, seiring berkembangnya waktu, metode ini ternyata memiliki banyak risiko dan membawa kerugian bagi pemegang kartu kredit. Apa sebenarnya gesek tunai kartu kredit itu? Apakah praktik ini berbahaya? Mari kita bahas lebih detail dalam artikel ini.
Pendahuluan
Gesek tunai kartu kredit, atau yang sering disebut dengan istilah gestun, adalah praktik yang dilakukan dengan cara meminjamkan kartu kredit kepada seseorang yang nantinya akan melakukan penarikan uang tunai di mesin ATM. Praktik ini umumnya dilakukan oleh para pedagang atau penyedia layanan gestun dengan iming-iming biaya administrasi yang rendah.
Dalam praktik ini, proses penarikan uang tunai dari kartu kredit dilakukan dengan cara swipe atau gesek kartu kredit pada mesin EDC milik pedagang atau penyedia layanan gestun. Setelah itu, pedagang atau penyedia layanan akan mencairkan uang tunai sesuai dengan besaran pinjaman, dikurangi biaya administrasi yang telah disepakati sebelumnya.
Pada awalnya, praktik gestun tergolong efektif khususnya bagi mereka yang kepepet membutuhkan uang tunai dalam waktu singkat. Namun, seiring berjalannya waktu, praktik ini ternyata menimbulkan banyak masalah dan membawa kerugian bagi pemegang kartu kredit.
Kelebihan Praktik Gestun
Satu kelebihan praktik gesek tunai kartu kredit di Bali adalah kemudahannya untuk mendapatkan uang tunai. Pemilik kartu kredit tidak perlu mengajukan pinjaman tambahan atau membayar cicilan per bulan, namun hanya dengan melakukan penggesekan pada mesin yang sudah disediakan. Selain itu, biaya administrasi yang ditawarkan oleh para penyedia jasa gestun juga relatif murah dibandingkan dengan biaya penarikan tunai langsung di ATM.
Namun, seiring berjalan waktu, praktik gestun justru banyak menimbulkan berbagai masalah dan kerugian.
Kerugian Praktik Gestun
1. Adanya Biaya Admin Yang Tidak Sesuai
Adanya biaya administrasi yang tidak sesuai dengan kesepakatan antara pihak penyedia layanan gestun dan pemilik kartu kredit bisa menjadi masalah yang kemudian membawa kerugian.
2. Kerusakan Pada Kartu Kredit
Pada praktik ini, pemegang kartu kredit seringkali dibebankan biaya swipe atau gesek yang berulang-ulang. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan pada magnetic stripe atau chip pada kartu kredit.
3. Risiko Kepada Pemilik Kartu Kredit
Terjadinya pencurian data pada kartu kredit bisa terjadi kapan saja. Dalam praktik gestun, pemilik kartu kredit mungkin saja memberikan kartu mereka dan dengan mudah uang bisa dicuri.
4. Risiko Dalam Hal Pinjaman
Pihak penyedia gestun umumnya tidak mengecek melalui Biro Kredit. Hal ini membuat pemilik kartu kredit yang telah menimbun banyak utang saja melakukan praktik ini.
5. Resiko Hukum
Saat proses gesek tunai, pemilik kartu kredit harus menunggu proses yang agak lama, pada waktu itu pihak gestun dapat saja memperjual belikan kartu kredit dengan kartu kredit registernya tanpa diketahui oleh pemilik kartu kredit.
6. Peluang Tidak Terbayarkan
Banyak tukang gestun yang tidak membayar cicilan atau menghilang setelah melakukan transaksi gesek kepada pemilik kartu kredit.
7. Kerugian Bagi Bank
Mereka yang melakukan praktik ini banyak sekali tertatih dalam membayar cicilan kartu kredit kepada bank, dan ini akan menjadikan kerugian bagi bank.
Kesimpulan
Dalam praktiknya, praktik gesek tunai kartu kredit di Bali terlihat efektif untuk memenuhi kebutuhan dana yang mendesak. Namun, praktik ini ternyata menyimpan banyak risiko dan kerugian bagi pemilik kartu kredit. Risiko tersebut antara lain seperti biaya admin yang tidak sesuai, kerusakan pada kartu kredit, risiko pencurian data, risiko kepemilikan pada pinjaman, resiko hukum, dan kemungkinan tidak terbayarnya cicilan. Oleh karena itu, sebagai pemegang kartu kredit, sebaiknya hindari praktik ini dan pilihlah cara-cara yang lebih aman dan terpercaya dalam mengambil uang tunai cepat.
FAQ
1. Apa itu Gesek Tunai Kartu Kredit?
Gesek tunai kartu kredit atau disebut juga dengan Gestun adalah suatu bentuk kegiatan pinjaman untuk mengambil uang tunai dengan menggunakan kartu kredit.
2. Bagaimana Risiko Gesek Tunai Kartu Kredit?
Ada beberapa risiko yang muncul saat kita melakukan gesek tunai kartu kredit, antara lain adalah kerusakan pada kartu kredit, risiko pencurian data, risiko kepemilikan pada pinjaman, resiko hukum, dan kemungkinan tidak terbayarnya cicilan.
3. Berapa Biaya Gesek Tunai Kartu Kredit?
Biaya gesek tunai kartu kredit sudah tentu bersifat relative tergantung dari lokasi lokasi dan dari pihak gestun itu sendiri. Tapi umunya mengunakan persentasi yang sangat tinggi.
4. Apakah bisa ditipu oleh penyedia layanan gesek?
Tentu saja kemungkinan besar bisa. Ada banyak kasus orang yang telah menjadi korban penipuan melalui praktik gestun ini.
5. Apa Saja Risiko Yang Ditimbulkan?
Risiko yang bisa ditimbulkan antara lain adalah kerusakan pada kartu kredit, risiko pencurian data, risiko kepemilikan pada pinjaman, resiko hukum, dan kemungkinan tidak terbayarnya cicilan.
6. Apa Cara Menghindari Risiko Gesek Tunai?
Jangan menggunakan praktik gestun ini. Pilih cara lain yang lebih terpercaya untuk mendapatkan uang tunai seperti melalui bank atau institusi pembiayaan yang dikenal.
7. Apa Manfaat dari Tidak Menggunakan Gesek Tunai?
Manfaat dari tidak menggunakan gesek tunai antara lain adalah terhindar dari kerugian dan risiko yang bisa ditimbulkan seperti yang sudah dijelaskan diatas.
Kesimpulan
Setelah membaca artikel diatas, dapat disimpulkan bahwa praktik gesek tunai kartu kredit di Bali ternyata menyimpan banyak risiko dan kerugian bagi pemilik kartu kredit. Oleh karena itu, sebaiknya hindari melakukan praktik ini dan pilih cara-cara lain yang lebih aman dan terpercaya untuk mendapatkan uang tunai. Terimakasih telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat.
Disclaimer
Artikel diatas merupakan opini pribadi dan tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan informasi yang tidak memihak apapun. Penulis tidak bertanggung jawab atas tindakan Anda setelah membaca artikel ini. Kami tidak menjamin akurasi, keakuratan, kelengkapan, atau kebermanfaatan dari informasi dalam artikel ini dan tidak bertanggung jawab atas konsekuensi yang timbul dari penggunaan informasi ini.